Air Mata Mama Papua



Indah pada Waktunya Mata air dapat bendung, Mata air  pun dapat kering Ketika musim kemarau 

Namun air mata ini 

tak dapat bendung dan kering 

Selagi hidup bersama serigala berbulu domba, 


Badai dan topan dapat berlalu 

Tapi badai kesedihan dan duka nestapa

Tak akan berlalu selagi hidup bersama manusia pencabut nyawa,

Sungai mengalir deras dapat berhenti 

Tapi darah yang terus mengalir 

Di atas negeri ini tak dapat berhenti 

Selagi dalam bingkai kolonial,

Oh 

Air mata ini sia-sia dan tiada berguna rasanya

Duka nestapa tak kunjung usai,

Oleh apa aku menghapus air mata ini?

Kepada siapa aku obati hati 

Yang terus terluka ini?

Apa menghapus air mataku 

dengan bersyukur?

Apa mengobati lukaku kepada pencipta hati?

Apa menghibur duka nestapa kepada sang khalik? 


Bukan berarti aku tak pernah

Pernah aku bersyukur,

Pernah aku berseru kepada pencipta hati

Pernah aku memohon kepada sang khalik 


Namun doaku seakan diabaikan 

Air mataku seakan tiada berguna

Segala upaya dan pengorbanan seakan sia-sia belaka

Oh Tuhan 

Mengapa membiarkan air mata ini terus mewarnai surga kecil yang Kau ciptakan? 

Mengapa darah terus menetes dinegeri penuh susu dan madu?,

Mengapa duka nestapa dan kesedihan ini merajalela diatas negeri ini?

Apa salah dan dosaku 

hingga aku terus begini?

Apakah memang aku tidak dapat berdiri sendiri 

hingga orang lain yang mengrusi aku?

Oh Tuhan 

Hanya kepada-Mu aku berharap

Sekalipun Kau tak memberiku sesuai harapanku,

Hanya kepada-Mu aku mohon 

Sekalipun respons-Mu tak lekas,

Hanya kepada-Mu aku berseru

Sekalipun Kau tak mendengarku

Sebab aku yakin bahwa segala sesuatu 

Indah pada waktunya meski memakan waktu dan usia.... 


✊🏿 FreeWestPapua ✊🏿

0 $type={blogger}:

إرسال تعليق

Copyright © Suara kasawan Kehijauan Piyaiyita | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top