Pada Tanggal 23 Agustus 1956 Pemerintah Belanda memasukan Wilayah West Nieuw Guinea ( Papua) sebagai suatu daerah otonom dari Kerajaan Belanda.

Pemerintah Belanda pada hari itu mengubah UUD Negara Kerajaan Belanda Pasal 1 UUD 56. Perubahan UUD ini isinya sebagai berikut : Memperkuat Wilayah Kerajaan Belanda meliputi : Nederland sebagai Negara Induk, Nederland Suriname, Nederland Kepulauan Antilen dan Nederland Nieuw Guinea tetap berada dibawah Kekuasaan Kerajaan Belanda.

Perubahan UUD ini terjadi sebagai tanggapan atas pembentukan Provinsi Otonom West Nieuw Guinea secara sepihak oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 17- Agustus 1956 yang diumumkan oleh Ir. Soekarno dengan beribukota di Sowasiu Halmahera dan ditunjuk Zainal Abidin Syah sebagai Gubernur Papua Barat.

Pada Tanggal 1 Mei 1958 Gubernur Nederland Nieuw Guinea Dr J. van Baal digantikan oleh Gubernur P. J Platteel maka terjadi perubahan dalam pembagian Wilayah Pusat Pemerintahan dari 4 Afdeling / Keresidenan menjadi 7 Afdeling di West Nieuw Guinea seperti tercantum dalam peta dibawah ini.

Tujuh Afdeling itu sebagai berikut : 1. Afdeling Vogelkoop Domberay yg semula berkedudukan di Sorong kemudian dipindahkan ke Manokwari. 2. Afdeling Schiereiland atau Penninsula Bomborey beribukota di Fak-Fak. 3. Afdeling Geelvink Baai atau sekarang Wilayah Saireri berkedudukan di Biak. 4. Afdeling Hollandia Tanah Mamta / Tabi berkedudukan di Hollandia.5. Afdeling Wisselmeren / Wilayah Meepago Paniai berkedudukan di Enarotali. 6. Afdeling Baliem Valley masih dibawah pengawasan Keresidenan Hollandia karena Post Pemerintah baru saja mulai dibangun di Wamena namun demikian Administrasi sementara dipusatkan di Kota Bokondini sebelum dipindahkan ke Wamena Tahun 1960. 7. Afdeling Merauke / Anim Haa berkedudukan di Merauke

Sumber informasih : Sejara Papaua 1

PETA PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAH NEDERLANDS NIEUW GUINEA PADA TAHUN 1956.

Read More

 Operation Oaktree adalah operasi militer Belanda di Nugini Belanda selama Perang Dunia II melawan jepang

. Di bawah komando Kapten Jean Victor de Bruijn, Suku Ayamaru sebagai polisi petugas lapangan dan suku migani. Salah satunya adalah Soalekigi Zonggonau (ketiga dari kiri) penduduk asli Wisselmeren Paniai pada tahun 1943.

Saat itu sekitar 40 tentara beroperasi di wilayah Penggunuan New Guinea/Papua Barat selama lebih dari dua tahun antara Desember 1942 sampai Juli 1944, ditangani oleh Badan Intelijen Pasukan Hindia Belanda , dengan bantuan Australia untuk mempertahankan Misi kristen di Wisselmeren New Guinea dan Pemerintahan Nederlands New Guinea.

selengkapnya di buku "dr.j.v de bruijn Het Verdwenen Volk - page 162"

Sumber Informasih Sejara Papaua 1

Read More

Uskup Rudolf Manfred Staverman OFM bersama seorang Mama dengan anaknya di Paroki Komopa Daerah Wisselmeren pada Tahun 1967.

Dok : Stichting Papua Erfgoed.

Read More

 Lukisan Seni, Karya Boas Iyai, thn 1987



. Sebuah lukisan yg penuh makna, sebuah goresan bisu yg bisa berbicara... dan memberi pesan kepada siapa sj , sebuah Ilustrasi ttg bahaya HIV AIDS.

Di tahun2 1980an itu, HIV AIDS blm terkenal seperti Sekarang, tapi pelukis ini bisa tahu apa yg akan terjadi di kemudian hari nanti.

Pelukis Boas Iyai berasal dari pedalaman Mapiha, kabupaten Dogiyai, kini menetap di Jakarta.

Sumber: Facebook awikaituma jr. https://t.co/hvr6hqEMir.

Read More

 Pastor Cleophas Ruigrok 

Dok : Sticting Papua Erfgoed : Fotografer : Pater Joop Sierat pada Tahun 1967.

 Pastor Cleophas Ruigrok OFM sedang berbincang bincang dengan umat kesayangannya di Stase Kampung IDAKEBO Moanemani Distrik Kamuu ( skrg kabupaten Dogiyai) Meer KPS Waghete Keresidenan Wisselmeeren saat itu.

Sumber info Web Sejara Papua 1

Read More

NIEW-GUINEA VIJF GULDEN MONEY 


MATA UANG YANG DI GUNAKAN DI TANAH 

KERAJAAN BELANDA MENDUDUKI TANAH PAPUA.

"MATA UANG GULDEN NIEUW GUINEA PAPUA" DI

GUNAKAN DARI TAHUN 1950 DAN BERAKIR DI TAHUN 1962

Tujuan Pemerintah kerajaan belanda membuat Uang kusus ini Agar Membantu Mempermudah Akses Jual beli barang di Tanah Papua Saat itu Yang Awalnya Mengunakan Sistim "BARTER"Di pasar Tradisional yang Mengalami Kendala dalam Hal jenis barang yang di barter Tidak Seimbang (Masalah Untung Rugi ) Maka Solusi Harus Mengunakan Mata Uang kusus Yang Bisa menjadi Media Satuan harga sehinga mempermudah pembeli dan penjual dalam membangun komonikasih di Pasar Papua Tempo dulu.


CATATAN:

UANG INI BERAKIR MASA PENGUNAAN NYA

SETELAH PAPUA DI NYATAKAN BAGIAN DARI

NEGARA INDONESIA DI UN/PBB ( Perjanjian New

York pada 15 Agustus 1962.)

Sumber: Mata historis

Read More


 

Oh... Sayang Kampung agadide Jahu sanahoo..

Read More

Copyright © Suara kasawan Kehijauan Piyaiyita | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top