Showing posts with label Opini. Show all posts
thumbnail

Papua Itu Surga, Tapi Berbahaya bagi Pemiliknya



Di sebuah pulau yang terletak di timur Indonesia, terdapat sebuah daerah yang begitu indah, kaya akan keanekaragaman hayati, budaya, dan keindahan alam yang mengagumkan bernama Papua. Dari puncak pegunungan yang menjulang tinggi hingga pasir putih yang membentang di sepanjang pantai, pulau ini adalah surga bagi para wisatawan yang mencari petualangan.

Namun, di balik keindahan tersebut, terdapat kenyataan pahit yang harus dihadapi oleh penduduk asli Papua (indigenous people). Mereka, yang dikenal dengan kelestarian budayanya dan kearifan lokalnya, sering kali terjerat dalam konflik dan eksploitasi. Sumber daya alam yang melimpah, seperti emas dan mineral lainnya, menjadi magnet bagi para investor yang datang untuk mengeksploitasi kekayaan tanah Papua, tanpa memperhatikan nasib masyarakat lokal.

Di Kampung kecil bernama Anoarop, hiduplah seorang pemuda bernama Daniel. Sejak kecil, Daniel sangat mencintai tanahnya. Ia sering mendaki gunung, menjelajahi hutan, dan berenang di sungai yang jernih. Baginya, setiap sudut Papua adalah surga. Namun, kehidupan sehari-hari keluarganya banyak dipenuhi tantangan. Ia melihat orang-orang yang seharusnya menikmati hasil bumi mereka justru terpinggirkan dan tersisih oleh perusahaan-perusahaan yang datang mengklaim tanah mereka dengan janji-janji palsu.

Suatu ketika, ketika Daniel sedang berbincang dengan ayahnya, mereka menerima kabar bahwa sebuah perusahaan besar berencana untuk mengeksplorasi tambang emas di dekat desa mereka. Rasa cemas menyelimuti hati Daniel. Ia tahu, jika tambang dibuka, keindahan alam di sekitar mereka akan hancur, dan masyarakat akan kehilangan tempat tinggal serta sumber penghidupan.

“Papa, kita tidak bisa membiarkan ini terjadi! Kita harus berjuang untuk tanah kita!” seru Daniel penuh semangat.

Ayahnya menatap putranya dengan tatapan penuh harap, namun juga penuh kekhawatiran. “Anakku, perjuangan ini tidaklah mudah. Banyak orang yang terjebak dalam janji manis perusahaan. Mereka akan datang dengan kekuatan dan uang. Kita harus hati-hati.”

Namun, hati Daniel tak bisa dibendung. Dia mengorganisir pemuda-pemuda Kampung untuk berkumpul dan berdiskusi tentang nasib tanah mereka. Agusta, seorang guru di Kampung itu, ikut bergabung. Dia memberi mereka spirit dan pengetahuan tentang hak-hak mereka sebagai pemilik tanah. Daniel merasa semangat juangnya semakin membara.

Hari-hari berlalu, dan Daniel bersama teman-temannya semakin aktif menyuarakan penolakan terhadap eksploitasi tanah mereka. Mereka membuat spanduk, mengadakan pertemuan, dan menyusun rencana untuk berdialog dengan pihak perusahaan. Namun, semakin mereka bersuara, semakin kuat tekanan yang mereka rasakan. Ancaman demi ancaman datang dari kelompok yang mengklaim diri sebagai pengawal proyek tersebut. Mereka adalah TNI/Porli Indonesia.

Suatu malam, ketika Daniel pulang dari pertemuan, dia melihat bayangan mencurigakan di tepi jalan. Jantungnya berdegup kencang, dan tanpa berpikir panjang, dia berlari pulang, berteriak memanggil ayahnya. Keluarga mereka terpaksa bersembunyi, menjauhi ancaman yang mengintai.

Hari demi hari, semakin banyak penduduk yang takut untuk berbicara. Namun, semangat Daniel tidak padam. Ia tahu, jika mereka menyerah, surga yang mereka cintai akan hancur. Dengan keberanian yang tersisa, dia mengajak penduduk untuk berkumpul di kampung itu dan mengadakan aksi damai, menyuarakan kebencian mereka terhadap eksploitasi.

Daniel berdiri di depan kerumunan, berseru, “Papua ini adalah rumah kita! Kita tidak bisa membiarkannya diambil oleh orang-orang yang tidak mengerti arti tanah ini! Kita harus bersatu!”

Aksi tersebut mungkin tidak mengubah keadaan secara langsung, tetapi suara Daniel dan penduduk Kampung mulai terdengar hingga ke telinga orang-orang luar. Beberapa media mulai meliput, dan perhatian publik pun mulai tertuju pada apa yang terjadi di Aroanop.

Namun, risiko yang dihadapi Daniel dan masyarakatnya semakin meningkat. Laporan-laporan mengenai intimidasi terus datang, tetapi Daniel tetap teguh pada pendiriannya. “Kami akan memperjuangkan hak kami, meski nyawa menjadi taruhannya,” ujarnya dalam sebuah wawancara.

Kesadaran mulai menyebar. Banyak orang dari luar berdatangan untuk memberikan dukungan bagi perjuangan mereka. Perlahan, kekuatan masyarakat bangkit, dan banyak yang mulai memahami betapa berharganya tanah Papua. Masyarakat internasional mulai memberi tekanan kepada pemerintah dan perusahaan untuk menghormati hak-hak masyarakat lokal.

Akhirnya, setelah bertahun-tahun perjuangan, perusahaan itu Semaking bertambah tumbuh. Masyarakat Aroanop menyerah atas   hak-hak mereka. Daniel menyadari bahwa surga yang mereka miliki harus dijaga dengan usaha dan kerja keras, meski itu datang dengan risiko. Dia tahu, Papua adalah surga bukan hanya karena keindahan alam, tetapi juga karena keberanian masyarakatnya untuk melawan ketidakadilan.

Tetapi, pihak ketiga yang ambil kendalih mereka adalah pemerintah daerah sampai pusat mereka adalah kaki-tangan dari pihak kapitalis local dan adikuasa atas orang pribumi/ (indigenous people) mestinya mereka menyadari bahwa harus hargai dan hormat sebagai hak-hak pribumi sebagai pewaris negeri mereka.

Dengan setetes air mata bahagia, Daniel menatap langit Papua yang cerah. “Kami akan terus berjuang, bukan hanya untuk kami, tetapi untuk generasi yang akan datang,” katanya, penuh harapan. Surga ini adalah tanggung jawab setiap anak Papua, dan mereka akan terus menjaga keindahan dan kearifan tanah mereka.

Surabaya, 13 Feb 2025

 

 

thumbnail

HIDUPKAN BAHASA IBU DI PAPUA



Oleh : Stefan Ukago

Sebelum masuk di pembahasan,apa yang dimaksud dengan bahasa ? bahasa adalah cara komunikasi yang dimiliki oleh Tuhan,diberikan kepada manusia dan segala ciptaan Tuhan yang bisa berkomunikasi dengan caranya masing-masing. Tulisan singkat dibawa ini hasil dari beberapa blog yang saya baca dan saya lihat langsung realita di Surabaya.

Langsung saja masuk dengan pembahasannya

Kalau berbicara mengenai bahasa Ibu atau bahasa daerah di Papua,maka setiap suku orang asli Papua memiliki 307 bahasa. Dari tiga ratusan bahasa ini,ada beberapa bahasa yang sudah punah dan sedang punah. Terdapat dua bahasa daerah di Papua yang telah punah yaitu bahasa Tandia dan bahasa Mawes. Bahasa yang sudah mau punah adalah Bahasa Saponi di Kabupaten Waropen dan Bahasa di Fak-fak Papua.

Banyak hal yang membuat hilangnya bahasa daerah di Papua,salah satu dari sekian banyak adalah kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia dalam berelasi dengan orang yang berbeda suku dengan kita.

Agar bahasa lokal atau bahasa daerah tidak hilang,ada beberapa solusi yang kiranya baik untuk diterapkan di Papua. Apa saja itu ? langsung saja masuk ke point-pointnya !

1. Bahasa daerah dimasukkan dalam kurikulum sekolah
2. Menggunakan bahasa daerah di Rumah
3. Dalam kehidupan seharian,orangtua mengajarkan anak untuk menggunakan bahasa daerah
4. Adakan TV lokal berbasis bahasa daerah di masing-masing daerah di Papua
5. Terbitkan majalah lokal dalam bahasa daerah di masing-masing daerah di papua
6. Mengadakan kegiatan yang dapat melestarikan bahasa daerah
7. Membuat lomba karya atau tulisan yang menggunakan bahasa daerah
8. Membentuk komunitas bahasa daerah dari masing-masing suku/wilayah

Itulah beberapa point yang kiranya menjadi solusi untuk mengatasi punahnya bahasa daerah di Papua. Sebenarnya masi banyak point-point lagi,tapi saya hanya menulis beberapa point yang saudara sudah baca diatas.Boleh menggunakan bahasa apa saja,asalkan kita tidak lupa dengan bahasa yang sudah ada sebelum mengenal bahasa yang datang dari luar. Selamatkan bahasa daerah di Papua.
thumbnail

Mengapa hukum Indonesia tumpul kebawa?


Sebagai sebuah sistem, hukum di Indonesia memiliki berbagai kelemahan dan tantangan yang membuatnya terlihat tumpul kebawah. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini antara lain:

1. Kurangnya penegakan hukum yang tegas dan adil: Ada banyak kasus di Indonesia di mana pelaku kejahatan atau tindak pidana tidak dihukum dengan tegas atau tidak dihukum sama sekali. Hal ini menyebabkan kurangnya rasa keadilan dan memberikan ruang bagi penjahat untuk terus melakukan kejahatan.

2. Korupsi: Korupsi merupakan masalah besar di Indonesia yang memengaruhi sistem hukum secara signifikan. Korupsi dapat mempengaruhi proses peradilan dan memungkinkan pelaku kejahatan untuk menghindari hukuman. Selain itu, korupsi juga dapat merusak integritas sistem hukum dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap lembaga hukum.

3. Keterbatasan sumber daya: Sistem hukum di Indonesia juga terbatas oleh keterbatasan sumber daya seperti jumlah hakim, jaksa, dan petugas penegak hukum lainnya. Hal ini membuat proses peradilan menjadi lambat dan seringkali tidak efektif.

4. Ketergantungan pada tradisi dan kebiasaan: Beberapa praktik hukum di Indonesia masih sangat tergantung pada tradisi dan kebiasaan, seperti hukum adat atau kebiasaan dalam proses peradilan. Hal ini dapat membuat proses peradilan menjadi kurang adil dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum yang universal.

Meskipun demikian, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki sistem hukum, termasuk dengan memperkuat penegakan hukum, memerangi korupsi, meningkatkan sumber daya, dan memperbarui peraturan dan praktik hukum yang tidak sesuai dengan standar internasional.
thumbnail

Bagaimana cara menghilangkan rasa rendah diri saat melihat teman saya lebih sukses daripada saya?

 


Semula Dijawab: Bagaimana cara menghilangkan rasa insecure saat melihat teman kita lebih sukses daripada kita?

Hal pertama yang harus kita sadari, bahwa ukuran kesuksesan itu tidak hanya dilihat dari materi duniawi dan jabatan yang mentereng. Setiap orang bisa menjadi sukses dengan caranya masing-masing, selama ia menjadi lebih baik dari hari ke hari, dalam hal apapun itu. Masing-masing orang mempunyai titik start yang berbeda, ujian yang berbeda, kelebihan dan kelemahan yang berbeda, lantas mengapa masih insecure melihat pencapaian orang lain yang jalannya tak sama persis dengan kita?

Alih-alih insecure, mari kita arahkan energi kita untuk meningkatkan kapasitas diri agar kesuksesan yang kita harapkan akan segera terwujud - tentu tak lupa juga berdoa -. Dan akan lebih baik apabila kita menjadikan kesuksesan orang lain sebagai motivasi untuk melangkah maju, bahwa "Jika orang lain bisa, maka aku juga harus bisa".

Namun jika rasa insecure itu sampai menjadikan diri kita tidak produktif, meratapi nasib, bahkan iri hati, maka mengambil jeda dan berhenti sejenak dalam melihat rumput tetangga yang hijau itu akan jauh lebih baik bagi kita. Dan mulai melihat kepada mereka yang ada di bawah kita, supaya rasa syukur kita tetap ada dan bersemi di hati.

 

thumbnail

PEMBUNUHAN KARAKTER

Foto Ilustrasi,TNI mengajar anak Sekolah (Smbr:Antar News)


Oleh: Stefan Ukago 

Anak Papua adalah generasi penerus dan penentu perkembangan Tanah dan Rakyat Papua ke depan. Maka selain pintar, pembentukan karakter yang baik dari masa kecil itu sangat penting. Mengapa ? Karena pintar saja tidak cukup tanpa pembentukan karakter yang baik,jika tidak membentuk karakter yang baik dari kecil,setelah dewasa sangat sulit untuk merubah karakter ke arah yang lebih baik.


Menurut saya,foto di atas ini adalah salah satu bentuk pembunuhan karakter. Mengapa ? karena provesi seorang tentara bukan untuk mengajar siswa/i,tetapi untuk menjaga keutuhan suatu Negara. Walau pun seorang tentara bisa  mengajar,Ia tidak menguasai mata pelajaran yang di ajarkan  kepada siswa/i. Suasana pun akan berbeda dari pada Guru yang sebenarnya,siswa akan merasa tidak nyaman untuk belajar,merasa tertekan, merasa takut  DLL (walaupun tidak semua).

Memang,khusus di pedalaman Papua,Guru-guru sudah ditugaskan namun pada kenyataan nya banyak  Guru-guru yang  tidak mau menetap dan tidak mau menjalankan tugas yang sudah di berikan oleh Pemerintah  (tidak mau mengajar),sehingga Tentara bisa mengisi waktu kosongnya untuk mengajar. Tetapi jangan sampai hal itu terjadi,karena tugas seorang tentara adalah menjaga keutuhan suatu negara.

Kita juga jangan menilai seorang  Guru dari satu sisi saja,sebab apa yang kita lihat dan pikirkan itu belum tentu benar. Yang menjadi suatu pertanyaan sekaligus solusi adalah mengapa Guru-guru tidak betah di pedalaman Papua ? menurut saya, itu adalah pertanyaan sekaligus solusi yang harus dicari sama-sama. kalau sudah dapat jawaban dan langsung bertindak, pasti Guru-guru betah  di Pedalaman Papua.

Salah satu contoh di Kec.Jita Kab.Mimika Papua,dulu Tahun 2009/2010 saya sempat  kesana  (SD Inpres Jita),banyak Guru yang mendapatkan SK namun tidak banyak yang menetap dan mengajar disana. Hanya beberapa Guru yang mau menetap dan mengajar di sana,Guru-guru yang menetap kemudiann mengajar disana adalah Pak Natalius Welerubun (Almarhum) dan Martina Goo Istrinya (Almarhumah). Kalau  yang saya lihat di Jita,Guru-guru tidak menetap karena jauh dari keramaian kota Timika,kebutuhan pokok yang bisa beli di kios kurang DLL.

Selain Guru,Sarana dan Prasarana juga penting. Karena guru pintar bagaimanapun yang ditugaskan, kadang dalam aktivitas belajar dan mengajar bisa terganggu. Kalau dilihat,sekolah-sekolah yang ada di pedalaman Papua,banyak sarana dan prasarana yang kurang. Maka,ini adalah tugas dari Dinas terkait dan Pemerintah daerah untuk melihat kemudian memperbaikinya.

Maju dan tidak suatu daerah kedepan,ditentukan oleh didikan kepada generasi yang sekarang. Maka,bentuklah generasi yang siap bangun Papua kedepan.

thumbnail

Hati-hati, Ini 4 Tanda Pasangan Manipulatif!

Pasangan yang memiliki watak manipulatif seringkali dijumpai pada hubungan yang terlihat romantis walaupun tidak menutup kemungkinan sering terjadi juga pada bentuk hubungan lainnya.

Memiliki pasangan manipulatif akan membuat kita mudah lelah, tidak bahagia, hingga depresi. Orang-orang manipulatif juga pada awalnya sulit diketahui sikap aslinya. Biasanya, diawal hubungan mereka akan bersikap terlalu romantis dan penuh perhatian dengan tujuan membuat korbannya terpana, merasa ketergantungan padanya, hingga merasa takut kehilangan. Sehingga, pada saat sifat aslinya muncul kepermukaan bahkan dengan terang-terangan menyerang korbannya, si korban tidak mampu melawan dan memilih untuk mengalah daripada kehilangan pasangannya.

Meskipun begitu, kita bisa mengenali tanda-tanda yang seringkali dimiliki orang manipulatif agar bisa menyadari dan menghindarinya sedari awal.

1. Suka Menghakimi

Tanda pertama, pasangan terlalu mudah menghakimi kita ketika terjadi sebuah masalah sekecil apa pun masalahnya. Kita akan selalu dibuat tidak berdaya untuk membantah, malah selalu berakhir dengan menyalahkan diri sendiri atas kesalahan yang bukan salah kita.

2. Mudah Berbohong

Tanda selanjutnya yaitu dia mudah berbohong. Berbohong atau menyembunyikan sesuatu hal dari pasangan ini biasanya dengan dalih menjaga hubungan, padahal bisa saja niat sesungguhnya adalah bagian dari trik tarik-ulur dan untuk kepentingan dirinya semata.

3. Silent treatment

Apakah setiap kali kalian beradu argumen, membahas masalah dia selalu menghindar dan menghilang? Pasangan manipulatif biasanya melakukan tanda ini untuk mempermainkan perasaan pasangannya. Dengan melakukan silent treatment dia merasa bisa selalu mendominasi dalam hubungan, kita bahkan akan dibuat mengalah oleh sikapnya yang memilih diam dan menghindar setiap membahas suatu hal terlebih yang memiliki kemungkinan besar akan menyudutkan dirinya.

4. Suka Membully

Mengucapkan kata-kata kasar, menghina, merendahkan, dan membuat korbannya merasa tidak berguna juga merupakan tanda pasangan manipulatif. Hal ini dia lakukan agar kita kehilangan kepercayaan diri dan mudah dipengaruhi olehnya.

Inilah, 4 tanda pasangan manipulatif yang harus kita waspadai sedari awal agar bisa melepaskan diri dari cengkramannya. Percayalah seburuk apapun penilaian dan perilaku seseorang kepada kita, tidak ada yang lebih berhak atas diri kita selain diri sendiri. Jangan ragu untuk melepaskan diri dari pasangan manipulatif.

semoga melaluhi tips ini wawasan saudara bisa tahu tentang pasangan mu punya gaya bicara dan gerak-gerik selama bercinta atau pacaran dan semoga  bermanfaat.

thumbnail

Memandang Jauh ke Masa Lalu

Kita melihat karena ada cahaya yang masuk ke mata kita. Objek di depan kita memantulkan cahaya dari matahari, lampu, atau sumber cahaya lain. Cahaya yang terpantul itu ditangkap dan difokuskan oleh lensa mata, kemudian membentuk bayangan di retina. Jarak antara kita dengan objek-objek yang kita lihat hanya dalam orde meter, atau paling jauh ribuan meter. Dibanding lecepatan cahaya, jarak tersebut sangat pendek, sehingga waktu tempuh cahaya yang terpantul dari objek tadi ke mata kita bisa dianggap nol.
Di ruang angkasa, waktu tempuh itu tidak lagi bisa dianggap nol, karena ruang angkasa yang maha luas. Ruang yang maha besar. Inilah maha besar yang sebenarnya. Karena mana besar itu, bahkan cahaya pun memerlukan waktu untuk menempuhnya. Waktu yang diperlukan bisa sangat lama, sampai milyaran tahun.
Waktu tempuh cahaya dari matahari ke bumi sekitar 8 menit. Biasa pula dikatakan bahwa jarak matahari-bumi adalah 8 menit cahaya. Jarak dari matahari ke Pluto adalah 320 menit, atau 5,3 jam. Jarak dari matahari ke bintang tetangganya yaitu Proxima Centauri adalah 4,2 tahun cahaya.
Matahari yang kita lihat setiap saat sebenarnya adalah matahari 8 menit yang lalu. Cahaya yang diproduksi dan dilepaskan suatu saat, baru tiba ke kit 8 menit kemudian. Kalau, misalnya, ada sebuah ledakan yang menghasilkan cahaya khas, kita baru bisa melihatnya 8 menit kemudian. Kalau kita tempatkan kamera di Pluto, maka kamera itu baru melihat kejadian yang sama 5,2 jam kemudian.
Setiap kali kita melihat ke ruang angkasa kita melihat masa lalu. Kalau kita melihat ke Proxima Centauri, yang sedang kita lihat setiap saat adalah informasi atau kejadian 4,2 tahun yang lalu. Kalau kita melihat sebuah bintang dalam galaksi Bima Sakti, yang kita lihat adalah informasi atau kejadian 50-100 ribu tahun yang lalu. Kalau kita melihat ke Andromeda, kita melihat keadaannya 2,5 juta tahun yang lalu.
Sejak ribuan tahun yang lalu manusia sudah mengamati sesuatu yang kini dikenal dengan sebutan Supernova. Supernova adalah sebuah bintang yang sedang meledak. Dalam pengamatan mata telanjang Supernova adalah sebuah bintang yang jauh lebih terang dari yang lain. Yang dapat dilihat itu adalah Supernova yang berjarak 7 ribu tahun cahaya. Artinya, ledakan bintang itu sebenarnya terjadi 7 ribu tahun sebelumnya.
Kemarin saya membaca tulisan tentang riset yang sedang dilakukan oleh seorang teman yang sedang belajar di Amerika. Ia sedang meneliti data yang dihasilkan oleh teleskop James Webb. Yang ia amati adalah 2 galaksi yang jaraknya 13 koma sekian milyar tahun cahaya dari tata surya. Saat diamati dengan teleskop Hubble galaksi ini hanya tampak sebagai satu titik. Dengan data yang lebih baik diketahui bahwa ternyata ada 2 galaksi. Data menunjukkan bahwa kedua galaksi itu saling mendekat. Ada kemungkinan itu adalah peristiwa tabrakan galaksi.
Kepan kejadiannya? Ya 13 koma sekian milyar tahun yang lalu. Lebih akuratnya, sekitar 400 juta tahun setelah Big Bang. Diperkirakan ini adalah galaksi muda yang baru saja terbentuk.
Teleskop James Webb menyediakan data tentang galaksi-galaksi yang jauhnya mendekati 13,7 milyar tahun cahaya, dengan citra yang lebih jernih. Itu memungkinkan kita melihat kembali ke situasi saat Big Bang baru saja terjadi.

#Kang H Idea
thumbnail

Ada banyak jalan Menuju Puncak

 Saat kita terpaksa berhenti dari sesuatu yang kita tekuni, kita sering terguncang. Merasa sesuatu yang penting telah dirampas dari hidup kita. Cobalah untuk melihatnya dari sudut pandang lain.

Fokus pada sesuatu yang kita tekuni sering membuat kita lalai dan lupa, bahwa di luar sana ada banyak kesempatan untuk membuat diri kita lebih besar. Terhenti dari sesuatu itu artinya sebuah kesempatah untuk melihat peluang lain.
Kuncinya adalah kualitas diri kita. Kalau kita berkualitas, kita selalu punya kesempatan untuk memulai sesuatu, membuatnya jadi pusat ketekunan baru, dan menjadikan diri kita lebih baik.
Setiap saat dalam hidup kita, di puncak kegagalan maupun di jurang kegagalan, adalah kesempatan untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik

About