Air mata sugapa memandang intan jaya

 


Air mata sugapa memandang intan jaya

Selamt pagi intan jayaku apa kbr??

Sugapa adalah salah satu Kecamatan di wilaya bagian Timur Kabupaten Paniai pada masa silam, kurang lebih 13 Tahun yang lalu, sugapa waktu itu dikenal dengan tatanan sosial kehidupan masyarakat yang sangat alami dan harmonis, hidup merekapun sudah menyatuh dengan alam dan Hutan, serta alam dan hutan sejak dahulu kala telah menyediakan tempat untuk mereka berktivitas agar menghidupi keluarga mereka, dengan cara berkebun, berburu, dan lain sebagainya, sehingga hidup mereka tetap terjaga harmoni, aman, dan damai.

sekalipun ada masalah-masalah tetapi itu hanya kecil-kecilan saja yang mungkin disebabkan karena hal-hal biasa dan kecil seperti akibat dari kulit bia, bawa lari perempuan, maskawin dan seterusnya. Namaun penyelesaian pun terjadi secara langsung lalu kemudian kembali normal dan melakukan aktivitas seperti biasanya.

Sugapa yang sekarang merupakan ibu kota dari kabupaten jaya, diantara 7 (tujuh) Kecamatan yang ada di wilaya intan jaya. Intan jaya merupakan salah satu daerah pemekaran dari kabupatrn Paniai pada Tahun 2008 silam, pada zaman itu saya masih di bangku pendidikan (SD) sekolah dasar.

Setelah beberapa lama Kemudian alat berat pun masuk di intan jaya lalu membokar atau bikin jalan, ketika itu saya bersama teman² serta salah satu nene bernama DEA, kami sama dari pasar menuju ke Mamba, nene Dea melihat alat berat sedang bikin jalan, lalu nene Dea berkata kepada saya, “mbao.

“Mbao adalah panggilan akrab dari nene atau tete yang usianya sdh berlanjut tuah kepada anak laki-laki yang baru melanjak dewasa. Kemuadian dia katakan kepada kami bawah kita punya daerah ini juga mau jadi kota lalu ia bersujud kepada Tuhan sambil berkata tuhan terimakasih, henta saya tidak tau kategori kota yang nene Dea bermaksud pada waktu itu, karena pada waktu kita semua yang berada disitu masih awam tentang apa itu kota?.

Pada taggal 23 februri 2021 saya telpon di kampung kebetulan sekali nene Dea pun ada di halaman gereja, sama-sama jemaat di satu gereja semua karena ketakutan dengn penyisiran atau operasi yang dilakukan oleh TNI dan POLRI, lalu nene Dea pun berkata sambil nangis-nangis, mbao kita ada di neraka, karena melihat berbagai rentan senjata yang sasarannya kepada masyarakat sipil, di depan mata mereka membunuh anak-anak mereka lalu klaim itu TPM OPM,lalu dia berkata juga mau kebun cari makan pun susah benar-benar kita sperti neraka disini.

Saya langsung mengingat cerita nene Dea di atas,lalu saya pun berpikir mungkin nene dea berspekulasi bahwa kota itu mungkin akan kehidupan lebih baik dari sebelumnya, lebih aman dan damai dari sebelumnya, tetapi justru ada kabupaten lebih memburuk dari sebelumnya.

Ternyata datangnya kabupaten intan jaya merusak Tatanan kehidupan sosial masyarakat yang lulunya harmoni, damai. Sekrang Mereka hidup sangat jauh dari kata damai dan aman, air mata tak pernah alpa hari ke hari, masayakat sipil mati karena tertembak setiap waktu datang silih bergati, ada luka dan duka, tanpa nunggu lama datang lagi luka dan luka baru, ini semua kapan akan berakhir.

Katanya mereka hadir untuk menciptakan keaman, mengayomi dan melindugi masyarakat
Tetapi itu hanya terpampan di buku undang-undang, tetapi bagi kami mereka hadir membunuh kami, memperkosa kami, memusnahkan kami, kami ingin hidup sama sperti manusia lain.

Setiap pagi diriku bangun dari tidur selalu terdengar nada pesan masuk, saya pu ambil hp dan membuka pesan watssapp selalu dengar berita duka dari intan jaya, berita duka dari sana menjadi sarapan pagi di setiap har-hariku.

Aku ingin mata hari bersinar kembali seperti dulu lagi,

pagi yang baru selalu berawal dari situ, saya berharap suasana berubah pagi ini, pagi esok, hari ini, hari nanti.

Penulis: Yosafat sani

0 $type={blogger}:

Post a Comment

Copyright © Suara kasawan Kehijauan Piyaiyita | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top