Showing posts with label Edukasi. Show all posts
thumbnail

Bagaimana trik psikologi supaya kita terlihat pintar padahal tidak tahu apa-apa?


Semoga ini berguna. Saya akan menuliskan poin-poin yang akan membuat kebodohanmu tidak terlihat dengan cara yang simple…

Ketika ada sebuah diskusi dan kamu ikut di dalamnya. Jangan pernah memberikan pendapat diawal, ungkapkan pendapatmu diakhir. Ambil sedikit informasi dari mereka yang berbicara terlebih dahulu. Catut sedikit pendapat orang lain dan sebutkan orang yang mengatakan hal tersebut. Tapi jangan cuma "ya saya setuju", "ya itu pendapat yang bagus", "benar". Tapi juga masukan pendapatmu. Caranya? Latihan saja. Kreatif sendiri ya…
Jangan pernah berbicara jika tidak ditanya
Jika kamu tidak tahu jawabannya. Gunakan trik "saya terkadang sulit menjelaskannya dengan kata-kata"
Jangan pernah ada bunyi eeeee, hhmmmmm. Atau bunyi yang keluar dari mulutmu ketika berpikir.. lebih baik jeda daripada mengeluarkan bunyi aneh itu. Kamu akan terlihat berwibawa jika menggunakan cara ini
Perhatikan seseorang yang sedang bicara dan menganggukkan seakan paham. Atau jika perlu tulislah yang dia katakan. Walaupun kamu tidak mengerti apa yang dia katakan
Buat seakan-akan kamu akan berbicara. Lalu bilanglah lupa…
Jangan terlalu cepat berbicara
Jangan banyak menggaruk
Jaga kepalamu untuk tetap miring ke kanan
Jangan main hp, lebih baik memegang buku/berkas/pulpen
Bertanyalah jika kamu tidak mengerti. Bertanya tidak membuat kamu terlihat bodoh. Justru dengan cara ini kamu akan sedikit lebih paham apa yang dibicarakan. Selain itu kamu secara tidak langsung menghargai dan memperhatikan apa yang mereka bicarakan. Usahakan jangan membuat pertanyaan konyol. Tanyakan "bagaimana" bukan "apa" itu
Jangan pernah mengeluarkan pendapat pribadi atau asbun jika kamu benar-benar gelap dengan pembahasan. Cukup perhatian..
Buat kesimpulan diakhir dari hasil pendapat orang lain diakhir pembicaraan. Contohnya "baiklah, kesimpulannya besok kita akan pergi ke Desa x untuk melakukan sosialisasi terkait bank sampah mengingat disana belum pernah ada program bank sampah"
Terimakasih…

Edit :

Poin ini tidak ditunjukan supaya kamu terlihat sok pintar. Saya sudah menulis poin bahwa jika benar-benar gelap dengan pembicaraan lebih baik diam. Jika tidak ditanya lebih baik diam. Tidak ada poin untuk show off. Kecuali di poin terakhir yang mencoba memberikan pendapat berupa kesimpulan di akhir. Poin ini menunjukan bahwa kamu memperhatikan, menghargai, dan memahami apa yang sebelumnya kamu tidak tahu.
Poin ini hanya membuat kamu terlihat "abu-abu". Sedikit menggeser/menutupi ketidaktahuan untuk suatu kepentingan… sedikit memanipulasi terkadang dalam beberapa hal itu diperlukan
Orang yang sok pintar menurut saya memiliki beberapa poin ini

Kamu menganggap dirimu tahu segalanya apa yang sedang dibicarakan. Jika berbicara nonton film seakan kamu pernah menonton semua film, mengeluarkan dalil-dalil Oscar, IMDb, Rotten Tomat.
Menghakimi benar dan salah
Meremehkan orang lain
Tidak menerima kritik
thumbnail

Apa sajakah tanda-tanda kecerdasan?


Mereka lebih sering menatap dinding daripada kebanyakan orang.
Imajinasi tidak akan pernah meninggalkan mereka. Tanpa imajinasi, mereka bukan siapa-siapa.
Mereka akan meninggalkan grup ketika mereka menemukan orang di dalamnya tidak cocok dengan mereka.
Mereka umumnya sopan, dewasa, memiliki pengetahuan yang baik tentang filsafat kehidupan.
Mereka merasa tidak nyaman untuk mengikuti aturan-aturan.
Mereka berjuang mati-matian dalam pekerjaan mereka. Hal itulah yang memberikan mereka kebahagiaan.
Memiliki rasa harga diri yang besar untuk diri mereka sendiri.
Dalam keheningan, mereka selalu bahagia dan damai.
Yang mereka butuhkan hanyalah kasih. Hal itu dapat menarik mereka dengan kuat.
Mereka menyukai pertemanan dengan orang-orang yang punya rasa ingin tahu tinggi.
Mohon diupvote atau dishare kalau anda rasa berguna!

Note:

Terima kasih tambahan dari Mas David Hanes,

Ada perbedaan besar antara cerdas dan pintar.

PINTAR : Seseorang yang berhasil melakukan sesuatu hal sesuai dengan aturan,ketentuan,logika,logaritma serta tata cara yang benar.

Cerdas : Orang yang dapat berfikir out of the box, seseorang yang mempunyai daya imajinasi dimana imajinasi serta kreatifitas ini yang akan membantunya nantinya dibandingkan dengan segala aturan dan ketentuan yang sudah ada.

Orang pintar belum tentu cerdas, orang cerdas pasti pintar. Meski kadang mereka juga dapat salah dalam melakukan sesuatu

Cheers Smart People!

Edit: Saya terkaget sudah 7.000++ upvote dan 90+K view. Thanks Quorans gantengs and cantiks. Stay humble and be smart people!

Kita akan belajar sampai tua dan tidak pernah berhenti belajar -pepatah kuno tiongkok
thumbnail

Bagaimana ciri-ciri orang memiliki sifat good attitude?

Menurut saya, Orang yang punya good attitude :

  1. Tolong, maaf, Terima kasih, kata kata yang sering keluar pada orang yang punya good attitude.
  2. Sopan ketika berbicara dengan yang lebih tua, mereka menjaga bahasa nya dan bahkan meskipun yang lebih tua terlihat santai jika kita gaya bicara nya di gaul gaul kan, orang yg good attitude akan tetap jaga bahasa dan etika nya karena mereka menghargai yang lebih tua.
  3. Menegur dan mengkritik seseorang secara pribadi, bukan dengan sengaja menegur dikeramaian dan dilihat banyak orang. Yang punya good attitude akan tau rasanya jika ditegur seperti itu malah menimbulkan rasa malu pada orng yg ia tegur.
  4. menghargai perasaan orang lain, mereka tidak asal nge judge dengan berkata "ah gitu doang baperan amat", mereka tidak akan mengeluarkan kata2 itu karena mereka tau setiap orng punya perasaan yang berbeda beda.
  5. Tidak punya mental minta2, jika tidak diberi mereka tidak akan meminta nya, tidak minta dibayari, tidak minta ditraktiri, mereka akan senang jika diberi dengan ikhlas daripada harus memintanya terlebih dahulu.
  6. Bahasa dan kata-kata nya dijaga, tidak asal mengeluarkan kata2 yg menyakiti hati orang lain. Mereka akan menjaga bahasa nya dan sebisa mungkin menahan kata2 kasar yg akan keluar dari mulut mereka. Mereka juga berpikir bahwa berkata kasar hanya akan membuat orng lain tidak menyukai mereka.
  7. Tersenyum dan ramah, wajah nya enak dipandang dan orang akan merasa nyaman dengan nya. Mereka juga menyebarkan aura positif dengan senyuman nya.
  8. Memuji secukupnya, orang yg memuji secara berlebihan justru menjadi seseorang yang mulutnya paling jahat nantinya. Mereka yg memuji secukupnya dan tidak dilebih lebihkan biasanya punya attitude yang bagus karena tulus.
  9. Tidak bermuka dua, mereka tidak munafik. Mereka terlihat apa adanya dan tidak gampang menggujing orang lain.
  10. Pendengar yang baik, ketika ada orang yang berbicara mereka fokus mendengarkan dan tidak sibuk dengan yg lain. Tidak fokus pada hp atau hal lain, mereka biasanya juga kontak mata dengan lawan bicaranya agar si lawan bicara merasa dihargai.

~

thumbnail

Apa ciri - ciri orang yang mempunyai mental yang lemah?

Fokus diri sendiri.

Saya sangat berpengalaman berhadapan dengan orang-orang bermental lemah, terutama kalangan mahasiswa saya. Ah, pelekatan kata 'maha' pada siswa itu kerap kali terasa tak cocok. Saya paham isi dan jalan pikiran mereka, tetapi mereka sulit paham isi dan jalan pikiran saya. Diberitahu pun tak berpengaruh apa-apa, mereka sulit memperluas lapang pandangnya dalam menatap berbagai persoalan.

Saya berikan contohnya. X seorang mahasiswa yang sudah dapat lampu hijau dari saya selaku pembimbing utama untuk seminar proposal. Lalu masuk urusan penjadwalan. Saya katakan saya bisa menguji hari Kamis, sementara alokasi waktunya pagi pukul 9:00 WIB. Harap dia menyinkronkan jadwal dengan dua penguji lain. Lebih maju dari Kamis tak bisa, ketua penguji ada kedukaan keluarga di kota lain. Nah, Rabu malam, saya baru dapat konfirmasi dari panti narkoba, bahwa jadwal untuk saya menyampaikan materi komunikasi bagi penyintas narkoba adalah hari Kamis pukul 10.00 s/d 12:00 WIB.

Saya mengiyakan panti dan segera mengontak rekan ketua penguji dan pembimbing II untuk X, saya ngusul seminar proposal maju satu jam menjadi pukul 8:00 s/d 9:00 WIB. Mereka oke. Saya memberitahu X bahwa jadinya seminarnya maju satu jam, saya ada kegiatan pengabdian masyarakat di panti narkoba yang terletak di luar kota.

Apa respons X? "Nggak apa-apa aja ya, Bu, jadwal saya berubah begini? Gimana memberitahu penguji lain?" Saya yang sedang mengurus banyak hal untuk kegiatan pengabdian masyarakat itu, koordinasi tim dan mengatur teknis kegiatan dengan pihak manajemen panti, menjawab singkat, bahwa dia musti belajar melakukan konfirmasi perubahan jadwal dengan manis kepada dua orang pengujinya.

X fokus diri sendiri. Jauh dia mah dari dapat mengemas kalimat, "Ibu, terima kasih untuk konfirmasi perubahan jadwalnya. Ibu sibuk banget tetapi tetap bisa menguji saya sebelum deadline. Semoga lancar kegiatan Ibu di panti narkoba, seperti saya juga berupaya lancar presentasi hari Kamis pukul 8:00 WIB. Ibu A dan Ibu B sebagai penguji akan saya beritahu perubahan jadwal ini. Ruang ujian saya susulkan beritahu Ibu segera setelah saya tahu ya, Bu. Sekali lagi terima kasih untuk Ibu selalu baik pada saya."

Hari Kamis pukul 7:55 WIB, saya duluan masuk ruang tempat X ujian. X sudah duduk di kursi panasnya, saya menjabat tangannya, terasa dingin. X tampak tak tahu kedua pengujinya yang lain apakah sudah jelas terkonfirmasi jadwal ujian terkini. Ujian molor 8 menit. Presentasi X biasa saja, begitu juga tanya jawab, tak tampak dia menguasai topik penelitiannya. Dua penguji banyak mengajukan pertanyaan klarifikasi, saya memimpin ujian, mengatur agar tak molor banyak, pula bertanya singkat saja, gambaran kemampuannya sudah terlihat saja kok.

Selesai ujian X, saya bergegas, tersisa waktu 40 menit untuk mencapai panti di jarak 20 km dan saya bermotor, ini suatu hal yang pasti tidak X pikirkan padahal pesan pemberitahuan saya kepadanya sudah memuat informasi agenda saya. Saya benar-benar terburu-buru, eh, X mencegat saya, mukanya gembira karena sudah ujian, dia memberikan kotak makanan. Kotak makanan itu ada 3 yang saya tarok saja di atas meja. Saya tahu saya akan makan siang bersama penyintas narkoba siang itu. Ngapain X sibuk dengan sajen begini? Sekembalinya dari panti narkoba, 3 kotak saya buka sekilas, ternyata 2 adalah kotak snack, 1 kotak nasi. Sewaktu saya di panti narkoba, Ibu A berbagi rasa herannya tentang kotakan X. Saya belum konsen ke pesannya. Ketika melihat sendiri, astaga, ngapain snack saja sampai 2 kotak? Sorenya, saya ke pantry dan memberikan 3 kotak itu kepada dua kawan, petugas kebersihan.

Pembaca melihat zonk-nya di mana? Soal jadwal dan soal konsumsi. X sibuk dengan pemikirannya sendiri. Kami bersama-sama selama berbulan-bulan dan X belum mengenal saya? Soal perubahan jadwal itu pasti saya bicarakan dengan dua penguji lain. Saya senantiasa meningkatkan keakraban dan iklim respek antar kolega. Pembimbing utamanya ini dosen komunikasi yang menjiwai bidang kepakarannya. X bersama orang yang tepat, mustinya merasa aman, bukan tetap berkutat dengan rasa takut. Siapakah dari kita yang karena rasa takut maka jadi dapat menambahkan sehasta saja jalan hidup kita? Tak ada! Jadi, ngapain takut. Kenali rasa takut dan atasi!

Hari itu saya bagus memimpin ujian proposal X dan cemerlang menyampaikan materi di depan penyintas narkoba, ditutup dengan makan siang bersama mereka. Tetapi mahasiswa saya tak belajar apa-apa dalam hal pengembangan dirinya. Dua bulan kemudian, X menyampaikan laporan penelitiannya. Respons spontan saya adalah: hanya begini saja? Studi fenomenologi pada remaja perokok elektrik untuk menyingkapkan bagaimana mereka memaknai perilaku merokok elektrik, hanya menemukan hal-hal dangkal dan seolah-olah peneliti mendukung perilaku merokok elektrik! Atas komentar saya yang tajam itu, X menghilang dua minggu.

Lihat, apa saja dampak buruk menjadi orang dengan sikap mental yang lemah, di antaranya sulit klik dengan pembimbing. Saat ini X sedang kuatir karena saya belum merespons bilang iya tanda tangan laporan penelitiannya terkait saya cuti dan masuk tanggal 28 Desember. Coba X belajar bisa memeluk hati pembimbingnya agar sedia dan senang hati memeriksa naskahnya meskipun sedang cuti. Ini X fokus saja di risau, tak berubah dia mah, 28 Desember adalah deadline pengumpulan KTI. Dia kira dia berurusan dengan pembimbing KTI belaka, sulit dipahaminya pembimbingnya peduli padanya lebih dari sekadar KTI, melainkan pengembangan dirinya sebagai pribadi. Saya ingin dia bertransformasi menjadi pribadi kuat. Pribadi kuat mampu menyelesaikan urusannya secara mandiri, riang gembira, tak mendesak orang lain, dapat menangani stres hidup yang normal, dan berpartisipasi aktif di lingkungan sosialnya. Rasa kuatir di dasar hati harus diubah menjadi kasih dan rasa aman.

Bagaimana mengenali orang bermental lemah? Sangat mudah. Kata-kata dan sikap mereka sangat berbeda dengan orang kuat. Di dunia ini populasi orang lemah jauh lebih banyak daripada orang kuat. Saya tantang pembaca Quora, Anda di barisan yang mana?

About